Siapa yang tidak kenal dengan arang tempurung kelapa yang biasa di bakar dan biasanya di manfaaatkan oleh pedagang yang membutuhkan. Dalam dunia bisnis hal semacam ini bisa dijadikan sebagai lahan untuk pencetak uang dimana pekerjaan yang lumayan simple dan bisa di mana tempat.
Salah satunya Sugianto (28), seorang pria yang menggeluti usaha arang di belakang rumahnya sejak 6 (enam) bulan yang lalu, yang juga merupakan warga Jalan Hidayah Alahair Timur, Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Kepulauan Meranti.
"Saya menggeluti usaha ini, dikarenakan banyak sekali batok yang terbuang di tempat saya bekerja, dari situlah kenapa tidak saya manfaatkan untuk usaha ini," terang Sugianto, saat dijumpai pesisirnews.com, Sabtu (4/4/2015) petang.
Dalam usaha pembuatan arang kelapa, Sugi dibantu 2 (dua) orang karyawan, Edi(20) dan Fitri(23), tak lain dan tak bukan adalah adiknya sendiri.
"Untuk satu harinya bisa menghabiskan hampir 13-15 karung tempurung kelapa ukuran 50kg, untuk satu karung tempurung kelapa ukuran 50kg bisa menjadi 3-4 kg arang, sedangkan arang kelapa yang di jual sekira Rp2.000 per kg," terangnya kembali.
Dalam hal ini pula, Sugi juga mengungkap kendala yang dihadapi berupa modal yang pas-pasan. "Karena dari awal, saya mendirikan usaha ini dengan modal yang minim," keluhnya.
Sebelumnya, ia pernah mengajukan bantuan proposal Kelompok Usaha Bersama (KUBE) kepada Dewan agar dapat membantu usaha yang didirikannya sejak 6 bulan itu. Akan tetapi, hingga saat ini tidak ada tanggapan yang jelas dari anggota DPRD Kepulauan meranti.
"Seandainya dana itu keluar, maka akan saya gunakan untuk membeli mesin pembuat arang (Briket) supaya arang yang dihasilkan lebih sempurna. Selain itu, dananya akan saya gunakan untuk mengirim arang ke daerah Medan dan Batam, sebab kalau dijual disana bisa 10x lipat mahalnya dibanding disini," ujarnya. (Wr)
( Sumber : pesisirnews.com )
![]() |
Ilustrasi |
Salah satunya Sugianto (28), seorang pria yang menggeluti usaha arang di belakang rumahnya sejak 6 (enam) bulan yang lalu, yang juga merupakan warga Jalan Hidayah Alahair Timur, Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Kepulauan Meranti.
"Saya menggeluti usaha ini, dikarenakan banyak sekali batok yang terbuang di tempat saya bekerja, dari situlah kenapa tidak saya manfaatkan untuk usaha ini," terang Sugianto, saat dijumpai pesisirnews.com, Sabtu (4/4/2015) petang.
Dalam usaha pembuatan arang kelapa, Sugi dibantu 2 (dua) orang karyawan, Edi(20) dan Fitri(23), tak lain dan tak bukan adalah adiknya sendiri.
"Untuk satu harinya bisa menghabiskan hampir 13-15 karung tempurung kelapa ukuran 50kg, untuk satu karung tempurung kelapa ukuran 50kg bisa menjadi 3-4 kg arang, sedangkan arang kelapa yang di jual sekira Rp2.000 per kg," terangnya kembali.
Dalam hal ini pula, Sugi juga mengungkap kendala yang dihadapi berupa modal yang pas-pasan. "Karena dari awal, saya mendirikan usaha ini dengan modal yang minim," keluhnya.
Sebelumnya, ia pernah mengajukan bantuan proposal Kelompok Usaha Bersama (KUBE) kepada Dewan agar dapat membantu usaha yang didirikannya sejak 6 bulan itu. Akan tetapi, hingga saat ini tidak ada tanggapan yang jelas dari anggota DPRD Kepulauan meranti.
"Seandainya dana itu keluar, maka akan saya gunakan untuk membeli mesin pembuat arang (Briket) supaya arang yang dihasilkan lebih sempurna. Selain itu, dananya akan saya gunakan untuk mengirim arang ke daerah Medan dan Batam, sebab kalau dijual disana bisa 10x lipat mahalnya dibanding disini," ujarnya. (Wr)
( Sumber : pesisirnews.com )